Kampanye “Rise and Speak” Digelar di Polda Sumut: Dorong Budaya Berani Bicara Lawan Kekerasan

Jumat, 20 Juni 2025
ket.foto: Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah berinteraksi hangat dengan anak-anak peserta kampanye "Rise and Speak" di Polda Sumut, Kamis (19/6/2025). Dalam sesi tanya jawab, anak-anak diajak untuk berani menyuarakan pendapat dan diberikan cinderamata boneka sebagai simbol perhatian dan dukungan terhadap keberanian mereka

MEDAN, globalnusantara.co.id – Kepolisian Republik Indonesia melalui Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA & PPO) Bareskrim Polri meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Rise and Speak” di Aula Tribrata Polda Sumatera Utara, Kamis (19/6). Gerakan ini menjadi panggilan moral dan langkah strategis dalam membangun budaya keberanian untuk bersuara melawan kekerasan terhadap perempuan, anak, serta tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Dipimpin langsung oleh Direktur PPA & PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, kampanye ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pejabat Kemenko Polhukam, Forkopimda Sumut, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga perwakilan lembaga pendidikan seperti sekolah dan pesantren. Kehadiran jajaran Polda Sumut, termasuk Kapolda dan para Kapolres, serta dukungan dari Gubernur Medan, menunjukkan komitmen bersama dalam menangani isu kekerasan terhadap kelompok rentan.

“Kekerasan kini tak lagi tersembunyi. Justru sering terjadi di tempat-tempat yang dianggap aman seperti rumah, sekolah, bahkan tempat ibadah. Ironisnya, banyak yang memilih diam demi menjaga nama baik atau takut dianggap mencemarkan kehormatan keluarga. Ini harus diubah,” tegas Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah dalam sambutannya.

Menurutnya, kampanye “Rise and Speak” bukan sekadar slogan, melainkan bentuk nyata transformasi budaya. Polri melalui direktorat barunya bukan hanya hadir sebagai aparat penegak hukum, melainkan sebagai bagian dari masyarakat yang peduli, edukatif, dan mendorong perubahan.

“Kami hadir bukan sekadar memperkenalkan direktorat baru, tetapi mengawali budaya baru—budaya keberanian untuk bersuara. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan ruang aman bagi semua,” tambahnya.

Data Mengkhawatirkan, Kolaborasi Jadi Kunci

Polda Sumut mencatat sebanyak 2.978 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang tahun 2024, angka yang menunjukkan urgensi penguatan sistem perlindungan di daerah. Dirkrimum Polda Sumut memastikan bahwa pendekatan preventif dan represif terus dikedepankan, termasuk dengan memperkuat sinergi lintas lembaga.

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Sumut, Mulyono, S.T., M.Si, mengungkapkan bahwa Pemprov Sumut telah menerbitkan sejumlah regulasi untuk mendukung penanganan TPPO, termasuk Perda dan Pergub. Ia menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memutus mata rantai kekerasan.

“Kita semua diajak untuk tidak lagi diam. Berani bertindak, berani melapor, itulah esensi kampanye ini. Tanpa keberanian, kekerasan akan terus berulang dan menjadi warisan kelam antar generasi,” ujarnya.

Apresiasi dari Pemerintah Pusat

Dukungan terhadap kampanye ini juga datang dari pemerintah pusat. Deputi II/Pollugri Kemenko Polhukam, Dubes Mohammad K. Koba, yang hadir sebagai Ketua II Desk P2MI, mengapresiasi langkah Polri dalam membangun sinergi konkret lintas lembaga dalam penanganan kekerasan dan perdagangan orang.

“Sebagus apapun sistem yang kita buat, tanpa dukungan masyarakat, semuanya hanya akan jadi tumpukan dokumen. Kampanye ini adalah contoh nyata kerja kolaboratif yang harus dijaga dan diperluas,” tegasnya.

Peran Polwan dan Dukungan Daerah

Menutup kegiatan, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah mengajak Polda Sumut untuk terus meningkatkan peran perempuan, khususnya Polwan, dalam jabatan struktural dan fungsional di bidang penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia juga menyerukan dukungan konkret dari pemerintah daerah dalam bentuk penguatan SDM, infrastruktur, serta anggaran bagi UPTD dan layanan korban.

“Sistem perlindungan yang kuat tak bisa dibangun sendirian. Dukungan daerah adalah fondasi. Kita semua bertanggung jawab menjadikan Sumatera Utara sebagai wilayah yang ramah, aman, dan adil bagi perempuan dan anak,” pungkasnya.

Rise and Speak: Bukan Sekadar Kampanye, Tapi Gerakan Moral

Kampanye Rise and Speak diharapkan menjadi momentum perubahan dalam membangun kesadaran kolektif dan keberanian masyarakat untuk tidak lagi bungkam terhadap segala bentuk kekerasan dan eksploitasi. Dengan kolaborasi lintas sektor, semangat keberanian untuk bersuara kini menjadi budaya baru yang diharapkan menyebar ke seluruh pelosok negeri.

Share Link: