MAHAKAM ULU, globalnusantara.co.id – Di bawah langit malam yang tenang di Datah Naha, suara harapan bergema dari tengah-tengah masyarakat pedalaman. Sabtu malam (17/5), pasangan calon nomor urut 3, Angela Idang Belawan dan Suhuk, menyapa warga dengan pesan yang sederhana namun penuh makna: pembangunan harus merata, dan desa-desa di ujung perbatasan tak boleh lagi tertinggal.
Dalam kampanye terbuka yang berlangsung hangat, warga dari Desa Lirung Ubing, Naha Aruq, dan Long Isung datang berkumpul. Mereka menyimak dengan saksama janji-janji yang tak hanya menggugah, tapi juga terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Angela Idang, sosok muda yang kini menjadi salah satu tokoh harapan di Mahulu, tampil dengan semangat membara. Ia mengangkat pentingnya pendidikan sebagai jalan keluar dari kemiskinan dan keterisolasian wilayah.
“Program beasiswa akan tetap kita lanjutkan. Ini bukan hanya janji politik—ini adalah tentang masa depan anak-anak kita,” kata Angela, disambut tepuk tangan warga.
Angela juga mengungkapkan keinginannya untuk melihat perubahan yang benar-benar terasa hingga ke pelosok. “Kemajuan itu harus dirasakan semua, termasuk desa-desa seperti Datah Naha. Kita tidak ingin hanya pusat kota yang berkembang,” ujarnya sambil menatap barisan anak-anak muda yang berdiri di depan panggung kecil malam itu.
Di sisi lain, Suhuk, yang selama ini dikenal dekat dengan masyarakat akar rumput, menyuarakan persoalan krusial yang sudah lama dirasakan warga: keterbatasan listrik dan infrastruktur.
“Listrik masih jadi mimpi bagi banyak keluarga di sini. Kita akan perjuangkan agar jaringan bisa masuk, supaya anak-anak bisa belajar dengan nyaman di malam hari,” ucapnya penuh empati.
Ia juga menyoroti perlunya pemanfaatan Dana Desa yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan nyata masyarakat. Suhuk menyebutkan rencana untuk membangun jaringan starling dan melakukan semenisasi jalan sebagai prioritas utama. “Kita tidak ingin anggaran habis untuk seremonial. Kita ingin jalan yang bisa dilewati, fasilitas yang bisa digunakan,” tegasnya.
Malam itu bukan sekadar kampanye—ia menjadi ruang bagi masyarakat untuk merasa dilihat dan didengar. Dari setiap kata yang diucapkan Angela dan Suhuk, warga merasakan bahwa mereka tak lagi sendiri dalam memperjuangkan akses dasar dan hak-hak yang selama ini luput dari perhatian.
Dengan langkah mantap, pasangan ini menutup pertemuan dengan sebuah ajakan penuh harapan. “Tanggal 24 Mei nanti, mari bersama kita wujudkan pemerataan. Coblos nomor 3,” ujar Angela.
Di tengah gelapnya malam dan medan yang masih terjal, suara dari Datah Naha menggaung: harapan telah datang dari jalan-jalan berbatu, dan kini menuju ke arah cahaya.